Sebuah sekolah strategi dan keputusasaan yang terpelintir
The Hundred Line -Last Defense Academy- adalah permainan peran premium dan kolaborasi antara Kazutaka Kodaka dan Kotaro Uchikoshi, dua jenius di balik permainan naratif yang menarik. Cerita permainan ini dipenuhi dengan misteri, pengorbanan, dan ketegangan. Pemain akan segera tertarik dengan tantangan bertahan hidup selama 100 hari yang penuh risiko.
The Hundred Line -Last Defense Academy- mengikuti Takumi Sumino, seorang remaja yang rutinitasnya hancur ketika penyerang monster menyerang. Takumi dipindahkan ke akademi aneh bersama 14 siswa lainnya. Misi mereka: melindungi sekolah dari makhluk grotesque selama 100 hari sambil mengungkap kebenaran menakutkan di balik realitas baru mereka.
Keputusasaan, strategi, dan pilihan
Mirip dengan karya-karya sebelumnya dari penciptanya, The Hundred Line -Last Defense Academy- berkembang pada intensitas emosional dan kompleksitas moral. Pilihan Takumi sangat berarti—setiap keputusan dapat memperkuat ikatan atau membawa kelompok ke dalam tragedi. Dengan beberapa akhir yang terbenam dalam keputusasaan ekstrem, pemain didorong untuk mempertimbangkan konsekuensi dari setiap tindakan. Ini bukan hanya tentang bertahan hidup; ini tentang siapa yang ditinggalkan dalam pertempuran.
Dalam permainan peran ini, pertempuran memainkan peran penting dalam pengalaman naratif-strategi hibrida ini. Ketika sekolah diserang, pemain terjun ke dalam pertarungan gaya SRPG yang menuntut penggunaan cerdas dari setiap Keterampilan Spesialis siswa. Penggemar permainan strategi dan naratif akan menghargai kedalaman yang dibawa oleh pertempuran ini, yang memerlukan pembentukan tim yang bijaksana dan manajemen sumber daya untuk memastikan sekolah tetap aman dengan segala cara.
Di luar pertempuran, permainan menawarkan momen koneksi dan eksplorasi. Pemain dapat menjelajahi area sekolah dan reruntuhan di sekitarnya, mengumpulkan bahan kerajinan, dan menghabiskan waktu dengan rekan tim. Interaksi ini tidak hanya memperluas cerita tetapi juga mempengaruhi kinerja pertempuran, mendorong pemain untuk berinvestasi secara emosional dalam nasib teman sekelas mereka. Namun, pengantar, seperti dalam banyak novel visual, mungkin memerlukan waktu untuk membangun momentum.
Sebuah petualangan yang menghantui
The Hundred Line -Akademi Pertahanan Terakhir- adalah perpaduan menarik antara penceritaan emosional dan gameplay strategis. Dengan jam hitung mundur yang berdetak menuju nasib yang tidak pasti, ini menantang pemain untuk berpikir, merasakan, dan berjuang untuk setiap hari bertahan hidup di akademi dan memastikan itu tetap menjadi tempat yang aman. Ini adalah permainan yang wajib dimainkan bagi penggemar narasi gelap dan pengambilan keputusan yang bermoral.